Translate My Blog

Home » » pengertian psikologi

pengertian psikologi

Written By vickry.setyo on Rabu, 20 April 2011 | 10.16

  Psikologi berasal dari kata Yunani  “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya,  prosesnya maupun latar belakangnya”. Namun secara terminologi, pengertian antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya berbeda, karena :

♦  Ilmu jiwa adalah : ilmu jiwa secara luas termasuk khalayan dan spekulasi tentang jiwa itu.
♦  Ilmu psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah.
'Psikologi' didefinisikan sebagai kajian saintifik tentang tingkahlaku dan proses mental organisme. Objek material psikologi adalah manusia dan objek formalnya adalah perilaku.


Perbedaan antara jiwa dan nyawa
  Nyawa adalah daya jasmaniyah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organic behaviour) yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar, misal : insting, refelks, nafsu dan sebaginya
Sedang jiwa adalah : daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi hingga manusia. Perbuatan pribadi adalah perbuatan yang dihasilkan oleh proses belajar yang  dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah dan sosial.
Menurut Aristoteles, jiwa disebut sebagi anima yang terbagi dalam tiga macam jenis yaitu :
1.  anima vegetativa, yaitu anima yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk    makan, minum dan berkembang biak
2.  anima sensitiva, yaitu anima yang terdapat dalam hewan. Anima ini memiliki kemampuan seperti  anima vegetativa juga kemampuan untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat mengamati, mengingat dan merasakan.
3.  anima intelektiva, anima yang terdapat  dalam diri manusia. Selain memiliki kemampuan seperti  anima sensitiva juga mempunyai kemampuan berpikir dan berkemauan.
Aliran-aliran dalam psikologi
A. strukturalisme
   Tokoh psikologi Strukturalisme adalah Wilhelm Wundt. Yang mulai berkembang pada abad ke-19 yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang mandiri. Menurut Wundt untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah instrospeksi / Elemen mawas diri. Obyek yang dipelajari dalam psikologi ini adalah Kesadaran.
Mental/elemen-elemen yang kecil yaitu jiwa, kesadaran, dan penginderaan (penangkapan terhadap rangsang yang datang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titchener. Titchener merupakan orang Inggris yang mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) di Amerika Serikat. Ia adalah murid dari Wundt dan ia menerjemahkan beberapa buku Wundt dalam bahasa Inggris.

B. Fungsionalisme
   Tokoh psikologi fungsionalisme adalah WILLIAM JAMES (1842-1910). Aliran ini merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan-keadaan mental. Aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengindra adalah aktivitas-aktivitas atau operasi-operasi dari sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting. Aktivitas ini memudahkan control organisme, daya tahan hidup, adaptasi, dan lain-lain.
James adalah filsuf dan psikolog dari Amerika yang mempunyai pendapat :
  • Mempelajari fungsi / tujuan akhir aktivitas
  • Semua gejala psikis berpangkal pada pertanyaan dasar yaitu apakah gunanya aktivitas itu
  • Jiwa seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk menyesuaikan diri. Psikologi ini lebih menekankan apa tujuan atau akhir dari suatu aktivitas.
Tokoh lain aliran ini adalah James R. Angell dan John Dewey.

C. Psikoanalisis
    Aliran ini pertama kali muncul pada sekitar akhir abad 19, yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) seorang neurolog berasal dari Wina, Austria. Aliran ini berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens).. Psikoanalisis disebut sebagai depth psychology yang mencoba mencari sebab-sebab perilaku manusia pada alam tidak sadarnya. Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:

  1. Id, berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata yaitu dorongan atau ambisi dari dalam diri yang tidak dapat dikendalikan dan harus terpenuhi tanpa berpikir rasional terlebih dahulu.
  2. Ego, adalah pengawas realitas yang berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar.
  3. Super-ego, berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya. Setiap orang dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Biasa disebut dengan Hati Nurani.
 
D. Behaviorisme
  Teori ini didirikan oleh John B. Watson tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Aliran ini sering dikaitkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 - 1950-an. Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan sementara sains hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi. Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang. sebagai contohnya adalah percobaan Ivan P. Pavlov pada entri sebelumnya.

E. Gestalt
  Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Kata “Gesalt” berasal dari bahasa Jerman yang dalam bahasa Inggris berarti shape atau bentuk. Karena tidak ditemukan arti yang sesuai maka gesalt tetap dipakai.
Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa lainnya, karena banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:

  1. Kedekatan posisi (proximity)
  2. Kesamaan bentuk (similiarity)
  3. Penutupan bentuk (clossure)
  4. Kesinambungan pola (continuity)
  5. Kesamaan arah gerak (common fate)
Faktor inilah yang menyebabkan kita sering bisa merasakan keteraturan dari pola-pola yang sebenarnya acak. Misalnya saat seseorang melihat awan, dia dengan mudah bisa menemukan bentuk muka seseorang. Hal ini disebut pragnan.
 

0 komentar :

Anda Pengunjung ke-

Popular Posts