Translate My Blog

Home » » Teori Kepribadian Behaviorisme (B.F. Skinner)

Teori Kepribadian Behaviorisme (B.F. Skinner)

Written By vickry.setyo on Kamis, 18 Desember 2014 | 13.01



Biografi Burrhus Frederic Skinner (1904-1980)

Burrhus Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Mei 1904 di Susquehanna, Pennsylvania,  Amerika Serikat. Tempat ayahnya bekerja sebagai seorang pengacara. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, belajar sangat dihargai di sana dan memegang erat kedisiplinan. Selama masa kecil ia memiliki minat untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya. Selama masa kecilnya, ia hobby mendaki gunung. Di SMA, ia menghasilkan uang dengan membentuk huruf-huruf kartu iklan, bermain band musik jazz dan dengan tiga anak laki2 lain mengorganisasi pertunjukan orkestra selama dua malam setiap minggu di film setempat.

 Dia tertarik pada kesusastraan yang membawanya masuk Presbyterian-founded Hamilton College jurusan sastra Inggris, Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada tahun 1926. Sebagai siswa undergraduate ia tidak bisa mengambil les-les psikologi. Setelah wisuda, ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun. Pada tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana psikologi Universitas Harvard, tapi tetap tidak meninggalkan minatnya pada tulis-menulis. Selama masa belajar di Harvard, ia mempelajari tingkah laku binatang yang kemudian mengembangkan beberapa prinsipnya dalam metode ilmiah. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. walau tidak mengikuti kursus kerja yang dibawakan oleh E.G. Boring, Carrrol Pratt, dan Henry A. Murray. Ciri hidupnya sebagai mahasiswa pascasarjana di Havard sangat disiplin. Bangun jam enam pagi, belajar sampai makan pagi, mengikuti les di kelas, laboratorium-laboratorium dan perpustakaan-perpustakaan, dengan tidak lebih dari lima belas menit yang tak terencana setiap hari, belajar sampai tepatjam sembilan malam dan pergi tidur. Skinner tidak menonton film atau permainan-permainan, jarang pergi ke konser musik, hampir tidak pernah pacaran dan tidak pernah membaca lain selain psikologi dan fisiologi.
Dari tahun 1931 sampai 1936 ia bekerja di Harvard, dua tahun pertama didukung oleh National Rersearch Counsil Fellowship dan tiga tahun terakhir menjadi lektor muda di antara para petinggi ilmu psikologi Harvard. Skinner mulai dengan karirnya sebagai dosen di Universitas Minnesota pada tahun 1936, dan tinggal di sana hingga tahun 1945. periode ini merupakan masa produktivitas Skiner yang selanjutnya menetapkannya sebagai seorang pemimpin ilmu psikologi Behaviorist di Amerika Serikat. Dari tahun 1942-1943, ia memimpin suatu penelitian perang yang disponsori oleh Jenderal Mills, dan sebagai pengikut Gugenheim dalam tahun 1944-1945. pada akhir tahun 1945 ia ditugaskan sebagai kepala departemen  Psikologi di Universitas Indiana. Posisi itu dia pegang sampai tahun 1947, ketika ia kembali ke Harvard[1]
tahun 1948, dia diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di Universitas tersebut dia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meskipun pada tahun 1974 ia pensiun dari mengajarnya, tetapi beliau tetap melanjutkan menulis dan memberikan kuliah Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Behaviour of Organisms (1938), Walden Two (1948), Science and Human Behavior (1953) dan memulai menulis Verbal Behaviour (1957) selama ia menghabiskan waktu bertahun-tahun di Middle West. Produk yang dikeluarkan oleh Skinner, seperti, Skinner box, Baby box, dan perancangan mesin-mesin pengajaran pada tahun 1948, ketika anak keduanya yang bernama Deborah lahir.. Pada tahun 1967, Skinner berkata bahwa ia membuat sebuah pesawat luncur yang dapat terbang tanpa mendapatkanenergi dari beberapa sumber eksternal, dan itu tidak berhasil. Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal dunia karena penyakit Leukemia.


Teori-teori Skinner
Dalam hubungan dengan kepribadian manusia. Skinner, menolak semua teori yang mengatakan bahwa tingkah laku manusia didasarkan pada agen hipotesis seperti: self, ego dan sebagainya. Skinner juga menolak adanya agen internal dalam diri manusia yang menjadikan manusia memiliki otonomi atau kemnandirian dalam bertingkah laku. Otonomi manusia menurut Skinner hanyalah sebuah konsep untuk menjelaskan sesuatu yang belum mampu kita jelaskan. Keberadaan “manusia otonom” tergantung pada pengetahuan kita, dan dengan sendirinya tidak diperlukan lagi apabila kita telah mengetahui lebih banyak tentang tingkah laku. Jadi, manusia tidak otonom, tidak dapat berdikari, tidak dapat menentukan tindakannya sendiri, melainkan tergantung pada stimulus respons dalam realitas kehidupannya.
Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara perilaku organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya. Selanjutnya, Skinner menguraikan sejumlah tehnik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Kemudian banyak diantaranya dipelajari oleh social-learning theoritists yang tertarik dalam modeling dan modifikasi perilaku. Tehnik tersebut adalah sebagai berikut (Wulansari & Sujatno, 1997).[2]
1.    Pengekangan Fisik ( physical restraints )
2.    Bantuan Fisik ( physical aids)
3.    Mengubah Kondisi Stimulus (changing the stimulus conditions)
4.     Manipulasi Kondisi Emosional (manipulating emotional conditions)
5.    Melakukan Respons-respons Lain (performing alternative responses)
6.    Menguatkan Diri Secara Positif (positive self-reinforcement)
7.    Menghukum Diri Sendiri ( self punishment).
Skinner membedakan perilaku atas :[3]
1.      Perilaku yang alami (innate behavior), atau yang biasa disebut respondent behavior. Yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas.
2.      Perilaku Operan (operant behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak jelas atau tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan organisme itu sendiri.
Bagi Skinner, faktor motivational dalam tingkah laku bukan bagian elemen struktural. Dalam situasi yang sama tingkah laku seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dan keseringan munculnya. Konsep motivasi yang menjelaskan variabilitas tingkah laku dalam situasi yang konstan bukan fungsi dari keadaan energi, tujuan, dan jenis penyebab sebagainya. Konsep itu secara sederhana dijelaskan melalui hubungan sekelompok respon dengan sekelompok kejadian. Penjelasan mengenai motivasi ini juga berlaku untuk emosi.
Dinamika Kepribadian
Kepribadian dan Belajar
Hakikat teori skinner adalah teori belajar, bagaimana individu menjadi memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Dia yakin bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Cara yang paling efektif untuk mengubah dawn mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforment), suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang tidak terjadi) pada masa yang akan datang. Konsep dasarnya sangat sederhana yakni semua tingkah laku dapat dikontrol.
Tingkah laku Kontrol Diri
Prinsip dasar pendekatan skinner adalah : Tingkah laku disebabkan dan dipengaruhi oleh variabel eksternal. Tidak ada dalam diri manusia, tidak ada bentuk kegiatan eksternal, yang mempengaruhi tingkah laku. Pengertian kontrol diri ini bukan mengontrol kekuatan di dalam "self", tetapi bagaimana self mengontrol variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku.[4]
Stimulan Aversif
Stimulasi aversif adalah lawan dari stimulant penguatan, sesuatu yang tidak menyenangkan atau bahkan menyakitkan.
"Perilaku yang diikuti oleh stimulant aversif akan memperkecil kemungkinan diulanginya perilaku tersebut pada masa-masa selanjutnya."[5]
Definisi ini sekaligus menggambarkan bentuk pengkondisian yang dikenal dengan hukuman.
Kondisioning Klasik (Classical Conditioning)
Kondisioning klasik, disebut juga kondisioning responden karena tingkah laku dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus-respon yang bersifat refleksbawaan.
Kondisioning Operan (Operant Conditioning)
System tingkah laku, kata Skinner terdiri dari 2 hal yaitu responden dan operan (operant). Singkatnya, setiap tingkah laku individu disebabkan oleh stimulus yang selalu mendahului respons. Misalnya menyempitkan mata karena sinar, menggigil karena dingin dan sebagainya. Orang pertama yang mempelajari pengkondisian ini adalah Ivan Pavlov dengan “pengkondisian Klasiknya” lewat penelitian keluarnya air liur anjing.
Mula-mula anjing itu diberi makan dan setiap makanan diberikan, sebelumnya lonceng dibunyikan..karena adanya makanan, maka keluarlah air liur si anjing. Karena setiap makanan keluar sebelumnya didahului lonceng juga bunyi, maka setelah beberapa waktu pengkondisian itu, apabila lonceng dibunyikan walau tanpa makanan, maka air liur anjing tetap keluar. Tetapi bila sampai beberapa saat, lonceng terus yang bunyi tanpa dibarengi oleh makanan, maka air liur tak keluar.
Demikian juga pengkondisian yang dilakukan oleh Watson dan Rayner pada tahun 1920. sebelum pengkondisian Albert 11 th, tidak takut dengan tikus putih, kapas, topeng dll. Setelah dikondisikan, bahwa setiap ada tikus putih, anak kecil itu diberi bunyi-bunyian keras dibelakang dirinya. Setelah 7 kali pengkondisian, setelah lihat tikus putih saja, tanpa bunyi anak kecil itu sudah menangis dan ketakutan. Pada tahap selanjutnya Albert menggeneralisasi kondisi itu, sehingga ia takut pada anjing, mantel bulu, topeng, bahkan rambut peneliti.
Sekalipun pengkondisian klasik itu benar, tetapi kata Skinner yang lebih penting adalah Pengkondisian Operan. Tafsiran Skinner tentang pengkondisian adalah; penguatan (reiforcer) tindakan. Tindakan yang mendapat penguatan (hasil) positif akan dilakukan lagi (diulang), sedangkan yang mendapat penguatan negative akan ditinggalkan.
Reinforser tidak diasosiasikan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon karena respon itu sendiri beroperasi memberi reinsforment. Skinner menyebut respon itu sebagai tingkah laku operan (operant behavior).
Tingkah laku responden adalah tingkah laku otomatis atau refleks, yang dalam kondisioning klasik respon diusahakan dapat dimunculkan dalam situasi yang lain dengan situasi aslinya. Tingkah laku operan mungkin belum pernah dimiliki individu, tetapi ketika orang melakukannya dia mendapat hadiah. Respon operan itu mendapat reinforcement, sehingga berpeluang untuk lebih sering terjadi. Kondisioning operan tidak tergantung pada tingkah laku otomatis atau refleks, sehingga jauh lebih fleksibel dibanding kondisioning klasik.
B. F. Skinner dengan pandangannya yang radikal, banyak salah dimengerti dan mendapat kritik yang tidak proporsional. Betapapun orang harus mengakui bahwa teori Behaviorisme paling berhasil dalam mendorong penelitian dibidang psikologi dengan pendekatan teoritik lainnya. Berikut lima kritik terpenting terhadap B. F. Skinner.
1.      teori skinner tidak menghargai harkat manusia. Manusia bukan mesin otomat yang diatur lingkungan semata. Manusia bukan robot, tetapi organisme yang memiliki kesadaran untuk bertingkah laku dengan bebas dan spontan.
2.      gabungan pendekatan nomoterik dan idiografik dalam penelitian dan pengembangan teori banyak menimbulkan masalah metodologis.
3.      pendekatan skinner dalam terapi tingkah laku secara umum dikritik hanya mengobati symptom dan mengabaikan penyebab internal mental dawn fisiologik.
4.      generalisasi dari tingkah laku merpati mematok makanan menjadi tingkah laku manusia yang sangat kompleks, terlalu luas/ jauh.


Daftar Pustaka
Sobur Alex, M. Si. Drs. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia, 2003
Walgito Bimo. Dr. Prof. Pengantar Psikologi Umum. Jogjakarta : ANDI, 2003
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang :UUM Press, 2007
Boeree George. C. Dr. Personality Theories. Jogjakarta : PRISMASOPHIE, 2004
Ladidlaus Naisaban, 1997, para psikolog terkemuka dunia: riwayat hidup, pokok pikiran, dan karya, grasindo, jakarta hal 357-365


[1] ] Ladidlaus Naisaban, Para Psikolog Terkemuka Dunia:  grasindo, Jakarta, 1997, hal 357-365
[2] ] Drs. Alex Sobur, M. Si., Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung ; 2003, hal 309-311
[3] ] Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Umum, ANDI, Jogjakarta:2003, hal 71
[4] ] ALWISOL, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang :2007, hal 395
[5] ] Dr. C. George Boeree, Personality Theories, PRISMASOPHIE, Jogjakarta: 2004, hal 257

2 komentar :

Unknown mengatakan...

Apakah teori perkembangan kepribadian dari B. F. SKINNER?

Unknown mengatakan...

Apakah teori perkembangan kepribadian dari B. F. SKINNER?

Anda Pengunjung ke-

Popular Posts