Biografi
Burrhus Frederic Skinner (1904-1980)
Burrhus Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Mei 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat. Tempat ayahnya bekerja sebagai seorang pengacara. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, belajar sangat dihargai di sana dan memegang erat kedisiplinan. Selama masa kecil ia memiliki minat untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya. Selama masa kecilnya, ia hobby mendaki gunung. Di SMA, ia menghasilkan uang dengan membentuk huruf-huruf kartu iklan, bermain band musik jazz dan dengan tiga anak laki2 lain mengorganisasi pertunjukan orkestra selama dua malam setiap minggu di film setempat.
Dia tertarik
pada kesusastraan yang membawanya masuk Presbyterian-founded Hamilton College jurusan sastra Inggris, Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada tahun 1926. Sebagai
siswa undergraduate ia tidak bisa mengambil les-les psikologi. Setelah
wisuda, ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun.
Pada tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana psikologi Universitas
Harvard, tapi tetap tidak meninggalkan minatnya pada tulis-menulis. Selama masa
belajar di Harvard, ia mempelajari tingkah laku binatang yang kemudian
mengembangkan beberapa prinsipnya dalam metode ilmiah. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada
tahun 1931. walau tidak mengikuti kursus kerja yang dibawakan oleh E.G. Boring,
Carrrol Pratt, dan Henry A. Murray. Ciri hidupnya sebagai mahasiswa
pascasarjana di Havard sangat disiplin. Bangun jam enam pagi, belajar sampai
makan pagi, mengikuti les di kelas, laboratorium-laboratorium dan
perpustakaan-perpustakaan, dengan tidak lebih dari lima belas menit yang tak
terencana setiap hari, belajar sampai tepatjam sembilan malam dan pergi tidur.
Skinner tidak menonton film atau permainan-permainan, jarang pergi ke konser
musik, hampir tidak pernah pacaran dan tidak pernah membaca lain selain
psikologi dan fisiologi.
Dari tahun 1931 sampai 1936 ia bekerja di Harvard, dua tahun pertama
didukung oleh National Rersearch Counsil Fellowship dan tiga tahun terakhir
menjadi lektor muda di antara para petinggi ilmu psikologi Harvard. Skinner
mulai dengan karirnya sebagai dosen di Universitas Minnesota pada tahun 1936,
dan tinggal di sana hingga tahun 1945. periode ini merupakan masa produktivitas
Skiner yang selanjutnya menetapkannya sebagai seorang pemimpin ilmu psikologi
Behaviorist di Amerika Serikat. Dari tahun 1942-1943, ia memimpin suatu
penelitian perang yang disponsori oleh Jenderal Mills, dan sebagai pengikut
Gugenheim dalam tahun 1944-1945. pada akhir tahun 1945 ia ditugaskan sebagai
kepala departemen Psikologi di
Universitas Indiana. Posisi itu dia pegang sampai tahun 1947, ketika ia kembali
ke Harvard[1]
tahun 1948, dia diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di
Universitas tersebut dia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang
yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian,
membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meskipun pada tahun 1974 ia pensiun dari mengajarnya, tetapi beliau tetap
melanjutkan menulis dan memberikan kuliah Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah
satu penulis psikologi terbaik.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Behaviour of Organisms (1938), Walden
Two (1948), Science and Human Behavior (1953) dan memulai menulis Verbal
Behaviour (1957) selama ia
menghabiskan waktu bertahun-tahun di Middle West. Produk
yang dikeluarkan oleh Skinner, seperti, “Skinner box”, “Baby
box”, dan perancangan mesin-mesin pengajaran pada tahun 1948, ketika anak keduanya yang bernama Deborah lahir.. Pada tahun 1967, Skinner berkata bahwa ia
membuat sebuah pesawat luncur yang dapat terbang tanpa mendapatkanenergi dari
beberapa sumber eksternal, dan itu tidak berhasil. Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal
dunia karena penyakit Leukemia.
Teori-teori
Skinner
Dalam hubungan
dengan kepribadian manusia. Skinner, menolak semua teori yang mengatakan bahwa
tingkah laku manusia didasarkan pada agen hipotesis seperti: self, ego dan
sebagainya. Skinner juga menolak adanya agen internal dalam diri manusia yang
menjadikan manusia memiliki otonomi atau kemnandirian dalam bertingkah laku.
Otonomi manusia menurut Skinner hanyalah sebuah konsep untuk menjelaskan sesuatu
yang belum mampu kita jelaskan. Keberadaan “manusia otonom” tergantung pada
pengetahuan kita, dan dengan sendirinya tidak diperlukan lagi apabila kita
telah mengetahui lebih banyak tentang tingkah laku. Jadi, manusia tidak otonom,
tidak dapat berdikari, tidak dapat menentukan tindakannya sendiri, melainkan
tergantung pada stimulus respons dalam realitas kehidupannya.
Bagi Skinner,
studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari
kaitan antara perilaku organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya. Selanjutnya,
Skinner menguraikan sejumlah tehnik yang digunakan untuk mengontrol perilaku.
Kemudian banyak diantaranya dipelajari oleh social-learning theoritists yang
tertarik dalam modeling dan modifikasi perilaku. Tehnik tersebut adalah sebagai
berikut (Wulansari & Sujatno, 1997).[2]
1. Pengekangan
Fisik ( physical restraints )
2.
Bantuan Fisik ( physical
aids)
3.
Mengubah Kondisi
Stimulus (changing the stimulus conditions)
4.
Manipulasi Kondisi
Emosional (manipulating emotional conditions)
5.
Melakukan
Respons-respons Lain (performing alternative responses)
6.
Menguatkan Diri
Secara Positif (positive self-reinforcement)
7.
Menghukum Diri
Sendiri ( self punishment).
Skinner
membedakan perilaku atas :[3]
1.
Perilaku yang
alami (innate behavior), atau yang biasa disebut respondent behavior.
Yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas.
2.
Perilaku Operan
(operant behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang
tidak jelas atau tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan organisme itu
sendiri.
Bagi
Skinner, faktor motivational dalam tingkah laku bukan bagian elemen struktural.
Dalam situasi yang sama tingkah laku seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dan
keseringan munculnya. Konsep motivasi yang menjelaskan variabilitas tingkah
laku dalam situasi yang konstan bukan fungsi dari keadaan energi, tujuan, dan
jenis penyebab sebagainya. Konsep itu secara sederhana dijelaskan melalui
hubungan sekelompok respon dengan sekelompok kejadian. Penjelasan mengenai
motivasi ini juga berlaku untuk emosi.
Dinamika Kepribadian
Kepribadian dan Belajar
Hakikat
teori skinner adalah teori belajar, bagaimana individu menjadi memiliki tingkah
laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Dia yakin bahwa
kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam
hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Cara yang paling efektif
untuk mengubah dawn mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforment),
suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk
terjadi atau sebaliknya (berpeluang tidak terjadi) pada masa yang akan datang.
Konsep dasarnya sangat sederhana yakni semua tingkah laku dapat dikontrol.
Tingkah laku Kontrol Diri
Prinsip
dasar pendekatan skinner adalah : Tingkah laku disebabkan dan dipengaruhi oleh
variabel eksternal. Tidak ada dalam diri manusia, tidak ada bentuk kegiatan
eksternal, yang mempengaruhi tingkah laku. Pengertian kontrol diri ini bukan
mengontrol kekuatan di dalam "self", tetapi bagaimana self mengontrol
variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku.[4]
Stimulan Aversif
Stimulasi
aversif adalah lawan dari stimulant penguatan, sesuatu yang tidak menyenangkan
atau bahkan menyakitkan.
"Perilaku
yang diikuti oleh stimulant aversif akan memperkecil kemungkinan diulanginya
perilaku tersebut pada masa-masa selanjutnya."[5]
Definisi
ini sekaligus menggambarkan bentuk pengkondisian yang dikenal dengan hukuman.
Kondisioning Klasik (Classical Conditioning)
Kondisioning
klasik, disebut juga kondisioning responden karena tingkah laku dipelajari
dengan memanfaatkan hubungan stimulus-respon yang bersifat refleksbawaan.
Kondisioning Operan (Operant Conditioning)
System tingkah
laku, kata Skinner terdiri dari 2 hal yaitu responden dan operan (operant).
Singkatnya, setiap tingkah laku individu disebabkan oleh stimulus yang selalu
mendahului respons. Misalnya menyempitkan mata karena sinar, menggigil karena
dingin dan sebagainya. Orang pertama yang mempelajari pengkondisian ini adalah
Ivan Pavlov dengan “pengkondisian Klasiknya” lewat penelitian keluarnya air
liur anjing.
Mula-mula anjing
itu diberi makan dan setiap makanan diberikan, sebelumnya lonceng
dibunyikan..karena adanya makanan, maka keluarlah air liur si anjing. Karena
setiap makanan keluar sebelumnya didahului lonceng juga bunyi, maka setelah
beberapa waktu pengkondisian itu, apabila lonceng dibunyikan walau tanpa
makanan, maka air liur anjing tetap keluar. Tetapi bila sampai beberapa saat,
lonceng terus yang bunyi tanpa dibarengi oleh makanan, maka air liur tak
keluar.
Demikian juga
pengkondisian yang dilakukan oleh Watson dan Rayner pada tahun 1920. sebelum
pengkondisian Albert 11 th, tidak takut dengan tikus putih, kapas, topeng dll.
Setelah dikondisikan, bahwa setiap ada tikus putih, anak kecil itu diberi
bunyi-bunyian keras dibelakang dirinya. Setelah 7 kali pengkondisian, setelah
lihat tikus putih saja, tanpa bunyi anak kecil itu sudah menangis dan
ketakutan. Pada tahap selanjutnya Albert menggeneralisasi kondisi itu, sehingga
ia takut pada anjing, mantel bulu, topeng, bahkan rambut peneliti.
Sekalipun pengkondisian klasik itu benar, tetapi
kata Skinner yang lebih penting adalah Pengkondisian Operan. Tafsiran Skinner
tentang pengkondisian adalah; penguatan (reiforcer) tindakan. Tindakan yang
mendapat penguatan (hasil) positif akan dilakukan lagi (diulang), sedangkan
yang mendapat penguatan negative akan ditinggalkan.
Reinforser
tidak diasosiasikan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan
dengan respon karena respon itu sendiri beroperasi memberi reinsforment.
Skinner menyebut respon itu sebagai tingkah laku operan (operant behavior).
Tingkah
laku responden adalah tingkah laku otomatis atau refleks, yang dalam
kondisioning klasik respon diusahakan dapat dimunculkan dalam situasi yang lain
dengan situasi aslinya. Tingkah laku operan mungkin belum pernah dimiliki
individu, tetapi ketika orang melakukannya dia mendapat hadiah. Respon operan
itu mendapat reinforcement, sehingga berpeluang untuk lebih sering terjadi.
Kondisioning operan tidak tergantung pada tingkah laku otomatis atau refleks,
sehingga jauh lebih fleksibel dibanding kondisioning klasik.
B.
F. Skinner dengan pandangannya yang radikal, banyak salah dimengerti dan
mendapat kritik yang tidak proporsional. Betapapun orang harus mengakui bahwa
teori Behaviorisme paling berhasil dalam mendorong penelitian dibidang
psikologi dengan pendekatan teoritik lainnya. Berikut lima kritik terpenting
terhadap B. F. Skinner.
1. teori
skinner tidak menghargai harkat manusia. Manusia bukan mesin otomat yang diatur
lingkungan semata. Manusia bukan robot, tetapi organisme yang memiliki
kesadaran untuk bertingkah laku dengan bebas dan spontan.
2. gabungan
pendekatan nomoterik dan idiografik dalam penelitian dan pengembangan teori
banyak menimbulkan masalah metodologis.
3. pendekatan
skinner dalam terapi tingkah laku secara umum dikritik hanya mengobati symptom
dan mengabaikan penyebab internal mental dawn fisiologik.
4. generalisasi
dari tingkah laku merpati mematok makanan menjadi tingkah laku manusia yang
sangat kompleks, terlalu luas/ jauh.
Daftar Pustaka
Sobur Alex, M. Si. Drs. Psikologi
Umum. Bandung : Pustaka Setia, 2003
Walgito Bimo. Dr. Prof. Pengantar
Psikologi Umum. Jogjakarta : ANDI, 2003
Alwisol. Psikologi Kepribadian.
Malang :UUM Press, 2007
Boeree George. C. Dr. Personality
Theories. Jogjakarta : PRISMASOPHIE, 2004
Ladidlaus Naisaban, 1997, para
psikolog terkemuka dunia: riwayat hidup, pokok pikiran, dan karya, grasindo,
jakarta hal 357-365
2 komentar :
Apakah teori perkembangan kepribadian dari B. F. SKINNER?
Apakah teori perkembangan kepribadian dari B. F. SKINNER?
Posting Komentar