Cara
Pertama, adalah dengan menggunakan observasi
secara mendetail terhadap setiap siswa
melalui penggunaan berbagai metode belajar
mengajar di kelas. Gunakan metode ceramah secara umum, catatlah siswa-siswa
yang mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Perhatikan siswa-siswa yang “kuat”
bertahan berapa lama dalam mendengar. Klasifikasikan mereka sementara dalam
golongan orang-orang yang bukan tipe pembelajar yang cenderung mendengarkan.
Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe siswa dengan
model-model pembelajar auditori yang lebih menonjol.
Metode
lain bisa digunakan, misalnya dengan memutar film, menunjukkan gambar atau
poster, dan juga menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar
mengajar seperti ini, kita bisa melihat para siswa yang mempunyai kecenderungan
belajar secara visual dan juga mempunyai kecerdasan visual-spasial
akan lebih tertarik dan antusias.
Setelah
itu, cobalah dengan metode pembelajaran menggunakan praktek atau simulasi. Para
pembelajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan model belajar
mengajar semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat bagaimana reaksi siswa terhadap
setiap model pembelajaran sehingga lambat laun kita akan lebih mudah memahami
dan mengetahui kecenderungan gaya belajar yang mereka.
Cara
Kedua, adalah dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian
yang terpisah, misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya
terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model
rumah ini, pertama adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan
bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan yang ada; kedua
adalah dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai
menyatukan; dan ketiga adalah petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan
untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
Pembelajar
visual akan cenderung memulai dengan melihat gambar rumah secara utuh. Ia lebih
cepat menyerap melalui gambar-gambar tersebut sebelum menyatukan bagian-bagian
rumah secara keseluruhan. Pembelajar auditory cenderung membaca petunjuk tertulis
mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah, dan tidak
terlalu mempedulikan gambar yang ada. Sedangkan pembelajar kinestetik akan
langsung mempraktekkan dengan mencoba-coba menyatukan satu bagian dengan bagian
yang lain tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun membaca petunjuk
tulisan. Dari pengamatan terhadap cara kerja siswa dalam menyelesaikan tugas
ini, kita akan lebih memahami gaya mengajar siswa secara lebih mendetail.
Cara
Ketiga, merupakan cara yang lebih
komprehensif yaitu dengan melakukan survey atau tes gaya belajar. Namun
demikian, alat survey ataupun tes ini biasanya mengikat pada satu konsultan
atau psikolog tertentu sehingga jika kita ingin melakukan tes tersebut harus
membayar dengan sejumlah biaya tertentu, yang terkadang dirasa cukup mahal.
Namun demikian, karena menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya
survey atau tes psikologi semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga
memudahkan bagi guru untuk segera mengetahui gaya belajar siswa.
Nah, dari ketiga cara mengetahui gaya belajar siswa di atas tergantung kita untuk menggunakan cara yang mana. Cara pertama dan kedua membutuhkan usaha yang keras dari kita dalam memetakan dan mengklasifikasikan gaya mengajar siswa yang terdapat dalam satu kelas. Namun demikian, kedua cara ini tidak membutuhkan biaya yang mahal. Untuk lebih akurat, memang cara ketiga bisa diambil, namun konsekuensinya tentu saja perlu mengeluarkan biaya untuk survey ataupun tes gaya belajar.
0 komentar :
Posting Komentar